Sementara itu, mantan pejabat senior di Pemerintah Bush mengungkapkan,
Israel kemuungkinan dalang dibalik penggunaan senjata Kimia Suriah.
Kolonel purnawirawan Lawrence Wilkerson menyebutkan, operasi militer
senjata kimia Israel dilakukan untuk mengaburkan kenyataan.
Alhasil, serangan tersebut terkesan melibatkan Pemerintah Bashar Al
Assad. Dalam sebuah wawancara televisi, Lawrence mengatakan kepada Cenk
Uygur, dikutip Jerussalem Post, saat ini tidak ada yang tahu siapa yang
menggunakan senjata kimia.
Yang jelas, pihak Barat dan Israel beserta sekutunya adalah negara
oportunis di dalam setiap kesempatan untuk menguasai suatu wilayah, dan
memanfaatkan isyu sekterian antara Syiah dan Sunni yang ada di Suriah.
Menurutnya, ada tiga kemungkinan siapa dibalik operasi mematikan itu, yaitu operasi palsu Israel, pasukan oposisi yang menggunakan atau memang benar pemerintah Assad yang memakai senjata kimia.
Saat ini belum ada bukti kuat yang dimiliki Amerika Serikat. Bukti yang ada saat ini pun belum cukup untuk membuktikan hal tersebut.
Ia pun tak percaya dengan bukti palsu saat ini
dan yakin Suriah belum melampaui batas. Menurutnya, Amerika Serikat
seharusnya tak mengintervensi perang sipil Suriah dengan bukti yang
begitu minim.
Wilkerson juga mengkritik keras Perdana Menteri Binyamin Netanyahu, dengan menyebut Tel Aviv tidak kompeten dan banyak kebijakan strategi yang buruk untuk di kawasan itu.
Lawrence Wilkerson yang mantan kolonel tentara Amerika Serikat dan juga sebagai mantan staff dari menteri Colin Powell ini dengan kasar juga mengatakan, bahwa seharusnya Presiden Barak Obama menghubungi “Bibi Netanyahu”.
”(Seharusnya) hei angka telpon, idiot! Dan segera hubungi Ankara (Turki) dan segera keluar dari kebijakan isolasi yang mereka (Israel) jalankan,’‘ tutur Kolonel purnawirawan mantan Chief of Staff dari Colin Powell ini.
Ia pun mengatakan, seharusnya Israel segera melakukan rekonsiliasi dengan negara terkuat di kawasan itu, Turki. Namun Israel malah tak menjalankan kebijakan itu. Lagipula, Netanyahu tak mengerti kondisi Timur Tengah dan membahayakan negara.
Jika Suriah Hancur, Israel dan Negara Barat Hanya Selangkah Lagi Menuju Iran
Presiden Suriah Basyar al-Assad mengancam Amerika Serikat bakal bernasib seperti saat menyerbu Vietnam, Afghanistan, dan Irak jika nekat menyerang Suriah. “Kegagalan bakal menunggu Amerika seperti perang-perang mereka lakoni sebelumnya, dimulai dari Vietnam hingga saat ini,” katanya dalam wawancara khusus dilansir sebuah surat kabar terbitan Rusia Senin lalu, seperti dikutip kantor berita Reuters.
Pernyataan Assad jangan dipandang remeh. Posisi Suriah juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Negara ini menjadi basis dua kelompok pejuang anti-Israel, yakni Hamas asal Palestina dan Hizbullah dari Libanon.
Jika pasukan koalisi menginvasi Suriah, Hamas dan Hizbullah bakal bereaksi. Seperti terjadi sekarang, Hizbullah mengirim anggota milisinya bahkan dilaporkan hingga sepuluh ribu orang, untuk membantu Assad menumpas pemberontak.
Hamas dan Hizbullah meyakini skenario militer terhadap Suriah bakal menguntungkan Israel. Karena itu, kedua organisasi ini akan membombardir negara Zionis itu jika Assad yang selama ini ikut menyokong, membesarkan, dan melindungi, berupaya ditumbangkan.
Assad juga tidak sendirian. Suriah selama ini menjadi bumper Iran. Teheran, Damaskus, Beirut, dan Baghdad selama ini diyakini sebagai poros berkiblat ke Negeri Persia itu. Sebab, kaum Syiah berkuasa di empat negara itu.
Operasi militer ke Suriah ini mau tidak mau bakal menguntungkan Israel. Mereka tidak perlu bersusah payah, bahkan turun tangan langsung, buat menjatuhkan rezim Assad.
Alhasil, wajar saja Iran marah besar dengan rencana itu. Kalau sampai Assad terguling dan penguasa berganti, Iran akan kehilangan satu perisainya di Timur Tengah. “Kami ingin memperingatkan secara keras soal tindakan militer ke Suriah. Akan ada konsekuensi membahayakan bagi kawasan (Timur Tengah),” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Araqchi.
Kejatuhan Assad menjadikan Israel dan sekutu istimewanya Amerika hanya tinggal selangkah menjejakkan kaki di Iran. Washington bersama Tel Aviv selama ini memandang Teheran sebagai ancaman bagi perdamaian dunia. Sebab mereka meyakini Iran tengah mengembangkan senjata nuklir, kekuatan pemusnah massal juga dimiliki Amerika dan Israel.
Meski belum terbukti, Amerika dan Israel menganggap Iran poros setan. Tapi mereka lupa, Amerika jauh lebih laknat karena pernah dua kali menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, namun mereka tak pernah mengakui bahwa justru Israel, Amerika Serikat dan Eropa adalah penjahat-penjahat perang, sejarah adalah fakta dan fakta adalah sejara
Lanjut Bag 4 Rusia Menantang AS: Serang Suriah, Negara Barat Tak Akan Menang Mudah
0 komentar:
Posting Komentar