Senin, 09 September 2013

Rusia kirim pesawat dan kapal perang ke Suriah

enteri Pertahanan Rusia mengatakan dua pesawat dan empat kapal perang telah diberangkatkan dari Ibu Kota Moskow ke Laut Mediterania untuk mengevakuasi warga Rusia di Suriah jika situasi keamanan semakin memburuk.

Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Selasa (19/2), pemerintah Rusia juga mengatakan empat kapal itu akan bergabung dengan kapal pengawal dan kapal-kapal kecil yang telah berada di perairan itu.



Sebuah sumber dari militer Rusia menyebutkan tugas utama mereka adalah mengevakuasi warga Rusia di Suriah. “Meski tugas kami belum diumumkan namun melihat perkembangan terakhir di Suriah, kemungkinan besar kami akan bertugas mengevakuasi warga Rusia,” kata sumber tersebut.

Rusia sebelumnya telah mengirimkan dua pesawat ke Suriah untuk mengevakuasi warganya.Kantor berita Interfax mengutip pernyataan dari komunitas Rusia di Suriah yang menyebutkan sebanyak 150 warga Rusia bisa diangkut oleh pesawat itu.
perang sipil syria 03

Kekuatan pasukan dari kedua belah pihak

Dua pesawat bermuatan bahan bantuan kemanusiaan seberat 40 ton bagi warga Suriah telah berangkat dari Ibu Kota Moskow menuju kota pelabuhan Latkia. Pesawat itu juga bisa mengevakuasi warga Rusia jika diperlukan.

Pada Januari lalu pemerintah Rusia telah memulangkan 77 warganya melalui Ibu Kota Beirut, Libanon, menggunakan dua pesawat.

Menurut media Rusia, saat ini tercatat ada sekitar delapan ribu warga Rusia yang terdaftar di konsulat Suriah dan sebanyak 25 ribu perempuan Rusia telah menikah dengan warga Suriah dan tinggal di sana.

Amerika diam-diam latih perang pemberontak Suriah dan akan mengirimkan pasukan ke Suriah

Amerika Serikat berjanji akan membantu kelompok pemberontak Suriah dengan peralatan medis dan makanan. Namun ternyata tak hanya itu saja, Amerika juga diam-diam melatih para pemberontak itu secara militer di sebuah wilayah dekat Suriah.


Laporan itu dimuat di surat kabar the New York Times. Dalam laporan itu diberitakan Amerika Serikat mempertimbangkan akan memberi bantuan perlengkapan perang seperti baju anti peluru, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Jumat (1/3/13).

perang sipil syria 04“Amerika Serikat akan memberi bantuan dana sebesar Rp 580 miliar untuk mendukung perjuangan koalisi oposisi Suriah dalam beberapa bulan ke depan,” kata Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry dalam pertemuan Sebelas Negara Sekutu Suriah di Ibu Kota Roma, Italia.

“Kami akan mengirimkan bantuan medis dan makanan kepada Dewan Militer Tertinggi pemberontak. Jadi memang akan ada bantuan langsung,” kata dia. “Seluruh rakyat Suriah harus tahu mereka bisa memiliki masa depan,” ujar Kerry.

Uni Eropa telah mengubah aturan sanksi kepada Suriah untuk alasan kemanusiaan bagi rakyat sipil seperti pengiriman kendaraan bantuan teknis kepada pihak oposisi. Amerika Serikat dan negara-negara Eropa menolak memberi bantuan militer kepada pihak oposisi karena khawatir akan memicu perang di Timur Tengah.

Di Tempat Pengungsian Marak Prostitusi dan Ribuan perempuan Suriah Banyak Alami Penyiksaan dari pro Abbas

Jaringan untuk Hak Asasi Manusia di Suriah baru-baru ini menyatakan sekitar 4.257 perempuan Suriah telah terbunuh oleh pasukan keamanan pemerintah Suriah. Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Ahad (10/3), organisasi pemantau masalah pelanggaran hak asasi di Suriah itu juga menyebut setidaknya ada 6.400 perempuan Suriah, di mana seribu di antaranya mahasiswi, telah ditahan pihak pasukan pemerintah dan ada sekitar 1.200 perempuan diculik oleh pasukan Assad.

Kebanyakan para wanita ini menghilang di beberapa kota besar di Suriah, seperti Homs, Latakia, dan Damaskus. amun, pemerintah Suriah selalu menolak mengungkapkan informasi terkait penahanan atau lokasi di mana para perempuan ini ditahan.

Aksi penculikan terhadap perempuan-perempuan Suriah itu disertai juga penyiksaan sistematis selama penahanan. Mereka juga menyebut lebih dari 700 perempuan mengalami tindak pemerkosaan di dalam penjara-penjara pemerintah.

Bahkan ada pula kejadian seorang suami yang membela oposisi telah membunuh istrinya dengan cara menembak kepala istrinya karena membela pihak pemerintah Suriah yang berkuasa.
Jaringan untuk Hak Asasi di Suriah juga menyatakan ketakutan akan mendapat perlakuan pelecehan seksual merupakan salah satu alasan utama kenapa ratusan hingga ribuan perempuan Suriah rela mengungsi di beberapa negara tetangga hingga kini.

Prostitusi ditempat pengungsian pun marak, hanya USD 7 sekali bercinta, itu pun masih ditawar, seperti dilansir surat kabar the Huffington Post, Jumat dua pekan lalu. Seorang wanita mengaku rata-rata tiap hari bisa meraih USD $70, artinya dia bisa melayani sepuluh lelaki tiap hari.

Beberapa tenda dari sana, seorang pemuda Suriah bertato dan berpenampilan klimis menawarkan istrinya. “Anda bisa menyewa dia seharian dengan USD 70,” janji tukang cukur asal Kota Idlib ini. Dia tidak pernah membayangkan bakal tega menjadikan istrinya pelacur. Dia terpaksa melakukan itu lantaran harus mengirim USD 200 per bulan kepada orang tua dan mertuanya di Suriah.

Para pengungsi Suriah terus membanjiri Yordania. Bulan lalu saja, 50 ribu korban perang itu melewati perbatasan kedua negara. Sejauh ini hampir setengah juta pelarian terpaksa tinggal di kamp-kamp di Yordania.

Kepala Komisi Tinggi PBB Urusan pengungsi (UNHCR) di Yordania Andrew Harper tidak terkejut dengan adanya pelacuran di kamp pengungsi. “Kami belum memperoleh bukti, namun kami telah mendengar selentingan soal itu,” tuturnya.

Tiap keluarga pengungsi mendapat minimal satu tenda, selimut, dan kasur tipis, serta dua ribu kalori makanan dan 20 liter air. Krisis kemanusiaan ini harus segera diakhiri. Kalau tidak, PBB sudah memperingatkan Suriah bakal kehilangan tiga generasi.

Ini semua berawal dari demonstrasi rakyat pada tahun 2009 lalu menjadi konflik bersenjata yang pecah sejak tahun 2011 lalu itu, telah membuat dua juta rakyat Suriah mengungsi ke negara-negara tetangga. Paling banyak ke Yordania. Hingga 2013 konflik bersenjata di Suriah telah membuat jutaan penduduknya mengungsi dan sudah menewaskan lebih dari 70 ribu orang.

Politikus Inggris: Senjata Kimia Suriah Dipasok Israel

Sedangkan di London, seorang politikus Inggris, George Galloway, menyebut senjata kimia yang mungkin digunakan di Suriah bukan berasal dari pemerintah Presiden Bashar Al Assad.

Menurut dia, senjata itu kemungkinan digunakan Alqaidah yang mendapat pasokan dari Israel.

“Jika ada penggunaan gas saraf, itu adalah pemberontak yang menggunakannya,” ujar Galloway dalam sebuah video yang sudah diedit dari saluran Iran Press dikutip Huffingtonpost.

Dia menambahkan, “Jika telah terjadi penggunaan senjata kimia, itu Alqaidah yang menggunakan senjata kimia. Siapa yang memberi mereka senjata kimia? Menurut saya, Israel memberi mereka senjata kimia.”

Komentar Galloway tersebut diberikan setelah inspektur PBB mendapat akses mengunjungi lokasi serangan senjata kimia yang diklaim telah menewaskan lebih dari 1.300 orang.


Sedangkan Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, mengatakan masyarakat internasional mungkin harus menggunakan kekuatan jika Suriah terbukti menggunakan senjata kimia dalam serangan kepada oposisi.

Serangan senjata kimia terbaru dilaporkan membunuh lebih dari 100 orang. Rekaman yang belum diverifikasi menyebut korban termasuk anak-anak menderita kejang-kejang dan kesulitan bernapas dan video itu beredar di Youtube.

Jumlah korban tewas juga belum dapat dikonfirmasi. Koalisi Nasional Suriah mengklaim ada 1.300 orang kematian. Jumlah itu didasarkan pada klaim dan foto-foto aktivis di lapangan.

Lanjut Bag 3  Senjata Kimia, Operation “False Flag” Israel di Suriah

0 komentar:

Posting Komentar