Senin, 09 September 2013

Krisis Suriah Bisa Jadi Awal Perang Dunia ke III? Bag 1

Situasi yang berkembang ini membuat kondisi semakin tak karuan. Kekuatan dua kubu: pro presiden Suriah dan pro Rakyat Yang Tertindas beserta masing-masing sekutunya menjadi semakin besar. Disinyalir pemakaian senjata kimia berasal dari intelijen Israel.

Mereka mulai merangkul negara-negara yang seharusnya tidak berkepentingan. Mungkin benar ramalan pelbagai media luar negeri, inilah tanda-tanda kedatangan Perang Dunia ke III.

Suriah, sebuah negara di Timur Tengah ini awalnya adem-ayem hingga dimulainya revolusi menghantam sebagian besar wilayah Arab sebab protes pada kekuatan rezimnya.

Mantan Presiden Mesir Husni Mubarak tumbang, Mursi yang naik secara demokratis juga ditumbangkan oleh militer negaranya, mantan Presiden Libya Muammar Qaddafi malah berakhir dengan kematian.

Berikutnya, salah satu yang hendak digulingkan dari tampuk kekuasaannya yakni Presiden Suriah Basyar al-Assad.

Banyak orang percaya bahwa rakyat Suriah angkat senjata dan berontak sebab mereka tak lagi bisa mengeluarkan pendapatnya dengan aman.

Bukannya didengar sebagai masukan, namun pemerintah Suriah justru membombardir rakyat mereka dengan peluru tajam dan mortir, hingga menyebabkan banyak pengunjuk rasa yang tewas sejak bulan Maret 2009 lalu hingga kini dan mungkin hingga kedepannya.

“Tadinya hanya berdemonstrasi, akhirnya mereka menanggapi genderang perang dari Assad”,
seperti dilansir surat kabar the New York Times (8/4/2009).

Perang yang seharusnya hanya terjadi antara rakyat Suriah dengan pemerintahnya, tiba-tiba meluas. Dugaan Assad ada pihak asing yang sengaja mendanai pemberontak hingga mereka kuat, banyak dan besar.

Pada konflik dalam negeri tersebut, yang paling mungkin didanai adalah persenjataan, ini terlihat dari kemampuan mereka.

Karena, darimana tentara oposisi mendapatkan seluruh amunisi yang tidak sembarangan itu, jika tidak ada pihak yang berkepentingan memberikannya pada pihak oposisi? Maka kecurigaan Assad merangsek semakin kuat pada “negara-negara barat”.

Amerika Serikat dan Inggris dituding dua negara yang bisa melakukan jual-beli senjata itu.

Bukti sejarah peperangan saudara di dalam negeri sepanjang sejarah didunia selama ini memang didalangi oleh mereka dan itu adalah bukti kongkrit dan track record sebenar-benarnya.

Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, bukti AS dan Inggris selalu merontokkan sebuah pemerintahan beberapa negara dan menggantikan penguasanya yang pro dengan mereka yaitu AS, Inggris dan barat, agar dapat didikte lalu dikuras kekayaan alamnya.

Jika perlu negara tersebut tak perlu lagi dibuat menjadi aman kembali apalagi sejahtera. Beberapa diantaranya masih selalu berperang antar saudara setanah airnya sendiri dan kemiskinan akan ikut meningkat dan mengikuti karena tidak adanya keamanan, maka pola pikir rakyatnya juga akan berubah, brainwashed.


Sedangkan negara lain yang berseberangan dengan barat seperti Iran, Rusia dan China tetap setia mendukung Assad. Kedua kubu sibuk ber-retorika agar masing-masing pihak tidak mencampuri urusan dalam negeri Suriah.

Amerika Serikat diketahui melatih perang pemberontak dan dinas intelijennya mengirimkan pasokan senjata, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya (25/3/2013).

Iran juga demikian, diam-diam negara itu ikut campur dengan mengirimkan seorang pelatih penembak jitu. Kelompok Islam Libanon Hizbullah dari aliran Syiah malah terang-terangan mengirimkan tentara jihad demi membantu Assad.

Namun tak seluruh jazirah Arab membantu Suriah. Liga Arab malah memberikan tempat untuk oposisi Suriah dan menuntut Assad mundur. Akibat campur tangan banyak negara dan persekutuan itu, konflik Suriah bisa jadi berkembang ke arah perang dunia. Karena kubu Assad mulai diperkuat oleh banyak pihak, begitu pula kubu oposisi.

“Ketambahan situasi ini diperparah dengan hantaman roket Israel di wilayah Suriah namun dengan dalih menyerang Hizbullah.”


Setelah melihat situasi demikian Assad mulai membuka Bukit Golan, daerah perbatasannya dengan Israel agar bisa dimasuki tentara Palestina, seperti dilansir surat kabar the Jerusalem Post (7/5/13).

Situasi yang berkembang ini membuat kondisi semakin tak karuan. Kekuatan dua kubu dan sekutunya menjadi semakin besar.

Mereka mulai merangkul negara-negara yang seharusnya tidak berkepentingan. Mungkin benar ramalan pelbagai media luar negeri, ini kedatangan perang dunia ke III.

Suriah izinkan Pejuang Palestina serang Israel dari Golan

Pemerintah Suriah berencana mengizinkan kelompok pejuang Palestina untuk melakukan perlawanan terhadap Israel di Dataran Tinggi Golan, perbatasan Suriah dengan Israel, setelah negeri Yahudi itu melakukan serangan udara ke Suriah selama akhir pekan diawal bulan Mei 2013, seperti dikutip koran Suriah Al Watan.

Surat kabar the Jerusalem Post melaporkan, Selasa (7/5), Sekretaris Jenderal Front Popular Perjuangan Palestina (PPSF), Khalid Abd al-Majid, mengatakan rencana itu dijadwalkan akan dibahas dalam pertemuan antara pemimpin faksi Suriah dan Palestina.

Majid mengatakan dari perkembangan terakhir, Suriah memiliki hak dan kewajiban untuk merespons serangan udara Israel dengan menggunakan segala cara yang tersedia.

Stasiun televisi pendukung pemerintahan Suriah Al-Ikhbariya menjelaskan adanya indikasi yang mungkin menjadi pertimbangan Presiden Suriah Basyar al-Assad, dengan mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

“Sumber itu menyatakan bahwa roket-roket Suriah siap menyerang sasaran di dalam wilayah Israel jika ada serangan terbaru dari negeri Zionis itu.”


Dikatakan juga bahwa Suriah telah memberikan lampu hijau kepada kelompok-kelompok pejuang Palestina untuk melaksanakan serangan terhadap Israel dari Dataran Tinggi Golan.

Namun, tidak satu pun dari peringatan itu telah dijabarkan secara terbuka oleh pejabat Suriah, dan tembakan roket Suriah terhadap Israel tentu saja akan memprovokasi negeri Yahudi dengan tanggapan luar biasa.

Sementara itu kedua kubu di Suriah memang mendapat dukungan dari luar negara.

Pihak oposisi Assad banyak didukung oleh negara barat bahkan Liga Arab.

Sementara pemerintah Assad mendapat dukungan penuh dari Rusia, Cina dan Iran, salah satu negara Islam paling kuat saat ini.

Bahkan Korea Utara kini ikut mengekspor masker , pistol dan senjata lainnya ke Suriah dan Korut juga pernah membuat minimal dua buah bunker bawah tanah untuk Assad.
Liga Arab putuskan persenjatai pemberontak Suriah

Pertemuan Liga Arab yang digelar di Ibu Kota Doha, Qatar, pada bulan Maret 2013 lalu memutuskan bahwa negara anggota Liga Arab berhak memberikan bantuan, termasuk persenjataan, kepada warga Suriah untuk membela diri. Hal ini dilakukan sebagai pemecahan konflik berkepanjangan di Suriah.

Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Rabu (27/3/13), para pemimpin negara peserta Liga Arab juga mengutuk rezim pemerintahan Presiden Suriah Basyar al-Assad atas kekerasan yang dilakukan pasukannya terhadap warga Suriah. Mereka juga mendesak untuk memberikan bantuan darurat kepada warga Suriah yang mengungsi di Libanon, Yordania, dan Irak.

Anggota Liga Arab juga memastikan Suriah berhak mendapatkan kembali Dataran Tinggi Golan, yang telah diduduki Israel sejak 1967.

Pemimpin oposisi Suriah, Moaz al-Khatib, menjadi perwakilan Suriah di pertemuan Liga Arab. Dia meminta kepada negara peserta Liga Arab agar kelompok oposisi Suriah nantinya juga bisa duduk dalam badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi internasional lainnya.

Mantan presiden Koalisi Nasional untuk Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi ini meminta agar masa depan Suriah tidak boleh diatur oleh kekuatan asing.

Khatib mengatakan bahwa rakyat Suriah sendiri yang harus menentukan siapa yang berhak mengatur negaranya. Khatib tiga hari lalu mengundurkan diri dari jabatannya meski pengunduran dirinya itu belum diterima oleh koalisi oposisi.

Para pemimpin yang hadir di Doha juga mengatakan menyambut baik dialog yang diminta oposisi Suriah di Yaman dan Bahrain, yang ditujukan untuk meminta dukungan dari negara-negara Arab kepada kelompok oposisi. Peserta Liga Arab juga mengutuk pendudukan Iran atas pulau Uni Emirat Arab, Pulau Tunbs dan Pulau Abu Musa. 
 
 Lanjut Bagian 2   Rusia kirim pesawat dan kapal perang ke Suriah

0 komentar:

Posting Komentar